Anda pernah mendengar kisah seseorang yang dilahirkan tidak sempurna seperti pada umumnya? Temanku yang bernama X memiliki jari-jari tangan dan kaki tidak lengkap karena dahulu ayahnya pernah membunuh kepiting. Temanku yang bernama Y memiliki kaki yang pincang karena dahulu ibunya pernah melempar batu dan melukai kaki ayam. Temanku yang bernama . . . memiliki anggota badan begini dan begitu karena dahulu orang tuanya melakukan atau melihat ini dan itu. Anda mempercayainya? Kenapa?
Anda boleh berkata, “Saya percaya karena . . . “ atau Anda juga boleh berkata, “Saya tidak percaya, tapi . . . Anda sering menjumpai fakta memang kebanyakan seperti itu.
“Benar, memang saya seolah memaksakan suatu konsep, suka mengkaitkan seuatu yang seolah tidak ada kaitannya sama sekali. Tapi bolehkan saya teruskan pandangan tersebut?”
Apa yang terlihat, terdengar, terasa, . . . pokoknya apa yang tersentuh oleh indera kita akan direkam oleh otak kita dan diterjemahkan benda apakah itu dengan cara menggabungkan semua informasi menjadi kesatuan sehingga memiliki arti tertentu kemudian disimpan dalam bentuk file yang lain dari yang sudah ada. File tersebut jika selalu kita ingat atau dipergunakan walaupun dalam bentuk gambaran di otak maka lama-kelamaan akan menjadi nyata menurut versi otak kita masing-masing.
Kemudian, gambaran tersebut akan tercitra menjadi lebih sempurna dan menguat seperti kristal. Ingat, konsep energi adalah kekal dan dapat berubah bentuk menjadi zat. Visualisasi dan segala aktivitas yang terjadi di otak adalah dalam bentuk energi (listrik) demikian juga seluruh aktivitas yang terjadi di tubuh yang berpusat dari otak kita. Apa yang kita pikir secara terus-menerus (mbatin, istilah jawa-ne) akan menginduksi bayi yang ada dalam rahim, sehingga bentuk bayi akan menyesuaikan dengan apa yan dicitrakan oleh alam bawah sadar si ibu atau ayah bahkan orang lain dalam pikirannya ditujukan bagi bayi tersebut. Jadi tidak harus orang tuanya sendiri.
“Wow, jadi lebih ngeri kan!”